Foto Bersama Pengurus PW

Ketua Umum PC IPNU Pamekasaan Saat Berpose Bersama Pengurus PW Jatim

Pose Bersama

Foto Bersama Pengurus PW Jatim dalam Acara Pelantikan Pengurus PC Sumenep

Wisata Relegi

Foto Bersama dalam Acara Kegiatan Wisata Relegi di Depan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya

Harlah IPNU Ke-60 Tahun

Foto Bersama Saat Pelepasan Balon Di Acara Harlah IPNU ke 60 Tahun

Wisata Relegi

Pak Ketum (Pakai Kopyah)Bersemangat Dalam Melaksanakan Tugasnya Menjadi Ketum di PC IPNU Pamekasan

Sunday 9 March 2014

Peran Pesantren Dalam Pendidikan Di Indonesia


Pada zaman ini, bidang pendidikan merupakan bidang yang paling urgen dan sangat dibutuhkan oleh semua kalangan. Di lembaga pendidikan manapun, program membentuk pribadi yang berbudi luhur sekaligus cerdas sudah menjadi tujuan. Paradigma menghasilkan lulusan yang cerdas sekaligus berbudi luhur menjelma pada visi, misi dan tujuan dari setiap lembaga pendidikan saat ini.
Lembaga pendidikan yang semakin menjamur tidak hanya didominasi oleh sekolah-sekolah berlabel swasta, modern, maju dan bermutu. Namun, lembaga-lembaga pendidikan berciri khas Islam juga mulai bangkit bahkan menunjukkan dirinya sebagai pusat kemajuan ilmu pengetahuan. Sudah sejak lama, sejarah telah membuktikan lembaga pendidikan Islam telah lahir jauh sebelum pendidikan formal yang diadakan oleh kolonial Belanda. Model dari pendidikan islam yang terkenal hingga saat ini adalah pesantren. Terkenal bukan hanya nama, tokoh dan eksistensinya, bahkan model serta metode dalam pembentukan individu telah menjadi rujukan bagi peneliti-peneliti dalam dan luar negeri.
Tidak ada data yang pasti, kapan pertama kali pesantren muncul di tanah air. Namun salah satu sumber mensinyalir bahwa setelah abad ke-16, terdapat ratusan pesantren yang mengajarkan kitab kuning dalam berbagai bidang ilmu agama seperti fikih, tasawuf dan aqidah. Oleh karena itu, seperti yang dikemukakan di awal, pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di tanah air kita.
Seiring dengan perubahan zaman dan masyarakat, keberadaan pesantren-pun mulai berubah mengimbangi kebutuhan akan perubahan masyarakat. Jika dulu pesantren berada menyatu dengan lingkungan masyarakat, (bahkan para santri tinggal bersama masyarakat) namun kini pesantren berada pada lingkungan yang tidak menyatu langsung dengan masyarakat meski hubungan sosial tetap terjaga. Jika dulu pesantren diidentikkan dengan materi kurikulum kitab kuning yang notabene lebih banyak membahas materi keagamaan, namun kini kurikulum pesantren berkembang ke ranah science, teknologi, bahkan ranah sosial tanpa menghilangkan kurikulum islam. Begitu juga dalam hal modernisasi. Jika pesantren dulu terkesan seadanya dan sangat sederhana, pesantren pada masa kini justru menghadirkan kualitas yang serba modern dalam bangunan fisik, pemanfaatan teknologi di kelas, bahkan seragam yang trendi, seperti menggunakan dasi bagi guru dan siswa.
Tidak hanya dalam hal kurikulum, lingkungan, sarana hingga teknologi, model dan penamaan pesantren pun mulai berubah dengan nama yang modern dan masa kini. Maka tak heran jika sebutan “boarding school” mulai banyak terdengar. Tanpa membandingkan atau bahkan “menabrakkan” istilah pesantren dengan boarding school, harus dipahami bahwa ada kesamaan dalam proses pendidikannya , yaitu pembentukan individu yang intensif dan menyeluruh dalam suatu lingkungan yang terjaga dan terawasi.
Pembentukan individu yang intensif meliputi segala potensi yang dimiliki individu baik dalam hal kecerdasan, hubungan sosio-emosional, minat-bakat, psikologis, hingga kesehatan jasmani. Faktor lingkungan merupakan faktor yang tidak dapat diprediksi pada kondisi zaman ini. Berbagai pengaruh bermunculan di lingkungan masyarakat membuat para orang tua berusaha mencari lingkungan yang kondusif dalam mendukung proses pendidikan putra-putrinya. Kehadiran pesantren dan boarding school menjadi jawaban bagi orang tua yang mengharapkan pendidikan yang menyeluruh dan menyentuh segala aspek potensi putra-putrinya.
Dengan proses pendidikan yang menyeluruh, diharapkan dapat menghasilkan program pendidikan yang paripurna. Keparipurnaan boarding school dan pesantren dapat dilihat dari program pendidikan yang menyeluruh dan terintegrasi dalam hal-hal yang berkaitan dengan kecakapan hidup (life skills), membangun wawasan pengetahuan yang luas, pengarahan dan perbaikan perilaku yang berkelanjutan, bahkan keseimbangan antara proses pembelajaran yang teoritis dan praktis.
Dengan kehadiran pesantren yang lebih lama dibanding pendidikan formal lainnya, serta ditambah lagi sekolah-sekolah dengan model boarding school yang semakin menjamur dan berkembang, seyogyanya dapat menjadi kekuatan baru dalam melahirkan generasi islam yang teladan. Karena seharusnya, kemunculan sekolah-sekolah dengan model boarding school dapat menjadi alternatif solusi bagi masalah krisis moral yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Peran pesantren dan boarding school pada masa kini pun mulai terbukti dan bisa dilihat dari mutu lulusan yang dapat bersaing dengan lulusan sekolah dengan model fullday atau reguler. Tidak hanya dalam pembentukan perilaku yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari, namun juga bisa dilihat dalam prestasi akademik hingga keikutsertaan pesantren dan boarding school dalam kompetisi-kompetisi berprestasi antar sekolah di dalam hingga luar negeri.
Salah satu boarding school mempublikasikan dalam website resminya bahwa 90% dari siswanya pada tahun 2010 mampu diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia. Pesantren yang lain mampu menjadi peserta teladan dalam Olimpiade Sains. Serta prestasi-prestasi akademik lainnya yang mulai tumbuh dan berkembang.
Dengan demikian pesantren dan boarding school semakin menunjukkan identitas model pendidikannya yang dapat menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan (science, sosial, teknologi, karakter, bahasa, dll) dengan berbasis utama pada ajaran Islam.



*Penulis Adalah Bendahara 
PC. IPNU Pamekasan 

0 comments:

Post a Comment