Oleh Moh. Hasan Al-Basuki *
Pada zaman ini, bidang pendidikan merupakan bidang yang paling urgen
dan sangat dibutuhkan oleh semua kalangan. Di lembaga pendidikan
manapun, program membentuk pribadi yang berbudi luhur sekaligus cerdas
sudah menjadi tujuan. Paradigma menghasilkan lulusan yang cerdas
sekaligus berbudi luhur menjelma pada visi, misi dan tujuan dari setiap
lembaga pendidikan saat ini.
Lembaga pendidikan yang semakin menjamur tidak hanya didominasi oleh
sekolah-sekolah berlabel swasta, modern, maju dan bermutu. Namun,
lembaga-lembaga pendidikan berciri khas Islam juga mulai bangkit bahkan
menunjukkan dirinya sebagai pusat kemajuan ilmu pengetahuan. Sudah sejak lama, sejarah telah
membuktikan lembaga pendidikan Islam telah lahir jauh sebelum pendidikan
formal yang diadakan oleh kolonial Belanda. Model dari pendidikan islam
yang terkenal hingga saat ini adalah pesantren. Terkenal bukan hanya
nama, tokoh dan eksistensinya, bahkan model serta metode dalam
pembentukan individu telah menjadi rujukan bagi peneliti-peneliti dalam
dan luar negeri.
Tidak ada data yang pasti, kapan pertama
kali pesantren muncul di tanah air. Namun salah satu sumber mensinyalir
bahwa setelah abad ke-16, terdapat ratusan pesantren yang mengajarkan
kitab kuning dalam berbagai bidang ilmu agama seperti fikih, tasawuf dan
aqidah. Oleh karena itu, seperti yang dikemukakan di awal, pesantren
merupakan lembaga pendidikan tertua di tanah air kita.
Seiring dengan perubahan zaman dan
masyarakat, keberadaan pesantren-pun mulai berubah mengimbangi kebutuhan
akan perubahan masyarakat. Jika dulu pesantren berada menyatu dengan
lingkungan masyarakat, (bahkan para santri tinggal bersama masyarakat)
namun kini pesantren berada pada lingkungan yang tidak menyatu langsung
dengan masyarakat meski hubungan sosial tetap terjaga. Jika dulu
pesantren diidentikkan dengan materi kurikulum kitab kuning yang
notabene lebih banyak membahas materi keagamaan, namun kini kurikulum
pesantren berkembang ke ranah science, teknologi, bahkan ranah
sosial tanpa menghilangkan kurikulum islam. Begitu juga dalam hal
modernisasi. Jika pesantren dulu terkesan seadanya dan sangat sederhana,
pesantren pada masa kini justru menghadirkan kualitas yang serba modern
dalam bangunan fisik, pemanfaatan teknologi di kelas, bahkan seragam
yang trendi, seperti menggunakan dasi bagi guru dan siswa.
Tidak hanya dalam hal kurikulum,
lingkungan, sarana hingga teknologi, model dan penamaan pesantren pun
mulai berubah dengan nama yang modern dan masa kini. Maka tak heran jika
sebutan “boarding school” mulai banyak terdengar. Tanpa membandingkan atau bahkan “menabrakkan” istilah pesantren dengan boarding school, harus dipahami bahwa ada kesamaan dalam proses pendidikannya , yaitu pembentukan individu yang intensif dan menyeluruh dalam suatu lingkungan yang terjaga dan terawasi.
Pembentukan individu yang intensif
meliputi segala potensi yang dimiliki individu baik dalam hal
kecerdasan, hubungan sosio-emosional, minat-bakat, psikologis, hingga
kesehatan jasmani. Faktor lingkungan merupakan faktor yang tidak dapat
diprediksi pada kondisi zaman ini. Berbagai pengaruh bermunculan di
lingkungan masyarakat membuat para orang tua berusaha mencari lingkungan
yang kondusif dalam mendukung proses pendidikan putra-putrinya.
Kehadiran pesantren dan boarding school menjadi jawaban bagi orang tua yang mengharapkan pendidikan yang menyeluruh dan menyentuh segala aspek potensi putra-putrinya.
Dengan proses pendidikan yang menyeluruh,
diharapkan dapat menghasilkan program pendidikan yang paripurna.
Keparipurnaan boarding school dan pesantren dapat dilihat dari program
pendidikan yang menyeluruh dan terintegrasi dalam hal-hal yang berkaitan
dengan kecakapan hidup (life skills), membangun wawasan
pengetahuan yang luas, pengarahan dan perbaikan perilaku yang
berkelanjutan, bahkan keseimbangan antara proses pembelajaran yang
teoritis dan praktis.
Dengan kehadiran pesantren yang lebih
lama dibanding pendidikan formal lainnya, serta ditambah lagi
sekolah-sekolah dengan model boarding school yang semakin
menjamur dan berkembang, seyogyanya dapat menjadi kekuatan baru dalam
melahirkan generasi islam yang teladan. Karena seharusnya, kemunculan
sekolah-sekolah dengan model boarding school dapat menjadi alternatif
solusi bagi masalah krisis moral yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat.
Peran pesantren dan boarding school pada masa kini pun mulai terbukti dan bisa dilihat dari mutu lulusan yang dapat bersaing dengan lulusan sekolah dengan model fullday
atau reguler. Tidak hanya dalam pembentukan perilaku yang terlihat
dalam kehidupan sehari-hari, namun juga bisa dilihat dalam prestasi
akademik hingga keikutsertaan pesantren dan boarding school dalam kompetisi-kompetisi berprestasi antar sekolah di dalam hingga luar negeri.
Salah satu boarding school
mempublikasikan dalam website resminya bahwa 90% dari siswanya pada
tahun 2010 mampu diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia.
Pesantren yang lain mampu menjadi peserta teladan dalam Olimpiade
Sains. Serta prestasi-prestasi akademik lainnya yang mulai tumbuh dan
berkembang.
Dengan demikian pesantren dan boarding school semakin menunjukkan identitas model pendidikannya yang dapat menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan (science, sosial, teknologi, karakter, bahasa, dll) dengan berbasis utama pada ajaran Islam.
*Penulis Adalah Bendahara
PC. IPNU Pamekasan
0 comments:
Post a Comment